Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia bukan saja merupakan peristiwa bersejarah bagi umat Katolik, tetapi juga menjadi contoh tentang bagaimana kesederhanaan dapat menjadi titik penyatuan di tengah keberagaman bangsa. Paus Fransiskus, yang terkenal akan gaya hidupnya yang sederhana dan dekat dengan rakyat, membawa pesan yang sangat tepat bagi masyarakat Indonesia yang kaya akan budaya dan agama. Kesederhanaan beliau menjadi bukti yang jelas bagaimana hidup dengan rendah hati dapat mengatasi perbedaan dan memperkuat persatuan. Dalam setiap pertemuan dan dialognya dengan berbagai pemimpin agama di dunia, Paus Fransiskus selalu menunjukkan sikap rendah hati dan keterbukaan. Beliau tidak hanya berbicara tentang pentingnya kasih dan persaudaraan, tetapi juga mempraktikkannya dalam setiap langkahnya. Kesederhanaan dalam sikap dan tindakan Paus Fransiskus menjadi cerminan dari pesan Kristiani yang mendalam: bahwa kasih tidak membutuhkan kemewahan atau kekuasaan, melainkan ketulusan hati un
Noldianto Marianus Lasterman [1] Latar Belakang Dunia pendidikan menjadi ranah untuk memperoleh pengetahuan, pembentukan karakter, bersikap kritis, mencerahkan akal budi dan sebagainya. Pendidikan memposisikan dirinya sebagai nilai yang utama dalam keberlangsungan hidup manusia sehingga, dapat mencapai nilai kebijaksanaan yang dimana mampu bertarung dengan keegoisan yang terjadi di zaman sekarang ini. Cenderung kita dapat memahami bahwa pendidikan hanya sebatas lapisan kedua di luar dari diri manusia tetapi pada nyatanya pendidikan adalah roh untuk membentuk suatu lapisan yang dapat menjadikan manusia tertolong untuk mencapai arah kebijaksanaan. Hal yang menarik dalam pendidikan adalah sebuah sarana untuk mampu mengembangkan sumber daya yang hadir dalam dirinya bahkan juga diluar dari dirinya yakni manusia itu sendiri. Pernyataan Rousseau yang paling ringkas tentang tujuannya ditemukan di awal pekerjaannya. Setelah mengidentifikasi jenis pendidikan yang akan ia jel