Noldianto Marianus Lasterman
Semua makhluk hidup pada dasarnya berkomunikasi satu dengan yang lain layaknya manusia. Seiring dengan perkembangannya komunikasi sudah ada sejak manusia diciptakan dan manusia menggunakan komunikasi sebagai bentuk dari interaksi untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas sosial.
Interaksi, relasi dan tindakan manusia merupakan kewajiban dari masing-masing individu. Manusia melakukan interaksi sebagai sarana komunikasi untuk mengenal satu dengan yang lain. Bisa dikatakan, dibalik esensi manusia pasti ada interaksi guna mengetahui kepribadian, kebiasaan, dan karakter seseorang. Ketika kita berpikir mengenai interaksi, Apa yang terlintas dalam pikiran kita? Mungkin benar tetapi tidak juga salah yakni hubungan antara Allah dan manusia. Pencipta dan dicipta adalah suatu kesatuan yang tidak dapat terpisah karena sudah jelas bahwa relasi keduanya saling berkesinambungan dan pastinya manusia tidak akan pernah berpaling dari sang Pencipta. Secara epistemologi interaksi adalah salah satu bentuk dari ilmu kajian social yang memiliki nilai dan pengetahuan serta diberlakukan dalam kehidupan masyarakat. Ketika kita berbicara mengenai relasi Allah dan Manusia, sekarang saya mau mengajukan satu pertanyaan lagi. Apakah hubungan Allah dan Malaikat serta Malaikat dengan Malaikat disebut dengan kajian social? Tentunya tidak, karena lebih cenderung bersifat transedental. Sedangkan ilmu kajian sosial lebih bersifat empiris.
Berbicara mengenai ilmu kajian social melalui interaksi, relasi dan tindakan kita pasti yang pernah belajar filsafat tentu mengetahui sebutan dialog Sokratik. Metode ini digunakan dalam suatu percakapan dan Sokrates sendiri lebih cenderung berfilsafat dengan menggunakan percakapan. Mengapa? Karena melalui percakapan Sokrates bisa melihat kebenaran-kebenaran individual yang bersifat universal. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kembali percakapan sampai pada taraf tertentu untuk menghasilkan persepsi induktif. Melalui percakapan kritis Sokrates bisa menemukan kebenaran yang sesungguhnya dan membimbing manusia dengan memilah berdasarkan argument atau pendapat yang rasional.
Percakapan yang dinyatakan Sokrates bisa dijadikan sebagai bentuk analisis bagi kita untuk bisa mengetahui kebenaran yang sesungguhnya sebagai bentuk pembenaran yang absolut sehingga kita bisa lebih jauh lagi mengembangkan makna dari pembenaran interaksi social yang sesungguhnya itu. Interaksi dalam ilmu kajian social sebagai bentuk dari eksistensial karena memiliki tanggung jawab terhadap realitas social. Kehidupan dari ilmu kajian social adalah sebagai bentuk kepentingan bersama sehingga menempatkan hubungan manusia pada hukum cinta kasih dan tidak menempatkan pada hal yang negative yakni permusuhan (Jean Paul Sartre). Oleh karena itu, manusia harus melakukan sesuatu karena dianggap telah memutuskan untuk melakukan serta mencapai apa yang ingin dikehendaki demi kepentingan bersama melalui interaksi serta relasi dan sama-sama mencapai kepentingan itu dengan memilih tindakan yang benar untuk membangun persepsi rasional manusia dalam kehidupan social yang universal.
Dengan demikian, dalam tulisan yang sederhana ini saya mau mengajak pembaca untuk bisa belajar dan sedikit lebih berefleksi filosofis mengenai konsep dari hubungan sosial manusia. Sekian dan Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar